Tahapan Menggambar pada Anak

Goresan pensil yang berujud coret-coret adalah dasar dan permulaan anak untuk membuat gambar-gambar yang berarti.

 Viktor Lowenfeld dalam Dewobroto (2005) mengemukakan tahapan perkembangan anak lewat menggambar yaitu:

1. Umur 2-4 tahun (masa mencoreng/scribbling period) Aktivitas motorik yang terwujud dalam goresan tebal tipis dengan arah yang belum terkendali dan warna tidak begitu penting.

2. Umur 4-7 tahun ( masa pra bagan/pre schematic period) Aktivitas yang dilakukan oleh anak pada usia ini sudah terkendali.
 Ia sudah bisa mengkoordinasikan pikiran dengan emosi dan kemampuan motoriknya. Anak mulai menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan dengan alam sekitarnya.

 Pada mulanya bentuk sulit dikenali, misalnya manusia, rumah, dan pohon, perhatian lebih tertuju pada hubungan antara gambar dengan objek dari pada warna dan objek (Dewabroto, 2005
3. Umur 7-9 tahun (masa bagan/schematic period) Anak sudah dapat menggambar berwujud bentuk (bagan) dan garis tertentu. Bagan adalah konsep tentang bentuk dasar dari objek visual. Semakin besar pula kemungkinan untuk berekspresi. Anak sudah semakin teliti dan sudah mengetahui bagaimana hubungan dirinya dengan lingkungan sekitarnya.

4. Umur 9-12 tahun (masa permulaan realisme/ early realism) Konsep bagan yang sudah ada pada masa sebelumnya sudah mendetail lagi. Konsep tentang manusia tidak hanya pada kepala, tubuh tangan dan kaki saja tetapi juga jari, pakaian, perhiasan rambut. Bahkan sudah membedakan laki-laki dan perempuan.

5. Umur 12-14 tahun (masa realisme semu) Pada usia ini intelegensi sudah makin berkembang. Ada pendekatan realistis terhadap alam sekitarnya meskipun belum sadar sepenuhnya. Tingkah laku mereka tampak makin kompleks, banyak bergerak dan banyak yang ingin diketahui serta timbul kebutuhan untuk bekerjasama

Diambil dari Sumber :
Penulis:Nunuk Nur Shokiyah
Judul : ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN MELUKIS DENGAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar